Sunday, January 22, 2012

DPR, ITU DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ATAU " DEWAN PENIPU RAKYAT "


lagi-lagi bikin heboh apakah memang cari sensasi atau ada niatan korupsi,

Wednesday, January 18, 2012

Kemiskinan Buah Liberalisasi dan Privatisasi

Bandung - Kemiskinan bukan hal asing bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Sejak sebelum merdeka hingga saat ini belenggu kemiskinan masih menjerat masyarakat. Data LBB tahun 2010 yang lalu telah menetapkan Indonesia sebagai Negara termiskin di ASEAN.

Pencabutan Perda Miras: Melanggengkan Kemaksiatan

Jakarta - Pencabutan Perda Miras oleh Kemendagri menjadi hal yang sangat mengagetkan masyarakat, padahal Perda Miras di buat untuk melarang peredaran miras di daerah masing-masing supaya terjaminnya ketertiban dan keamanan masyarakat.

Friday, January 13, 2012

DPR Pertanyakan Janji Pemerintah 8,15 Juta ha Tanah Untuk Rakyat Miskin

Jakarta - Sejumlah janji terlontar dalam pidato Presiden SBY tahun 2007 soal reforma agraria nasional. Tak tanggung-tanggung pemerintah lewat BPN konon akan meredistribusikan 8,15 juta hektar tanah kepada kelompok rakyat desa dan petani termiskin.

Namun apa kabarnya janji itu?

DPR Kecolongan Kursi Jerman & Lampu "Karaoke"

"Ini ruang karaoke atau apa? Ada sistem pencahayaan dan tata suara?"

VIVAnews - Biaya renovasi ruang rapat Badan Anggaran DPR (Banggar) sebesar Rp20 miliar, renovasi toilet, ruang wartawan, sampai lahan parkir sepeda motor yang nilainya miliaran rupiah, makin mencoreng nama baik Dewan Perwakilan Rakyat. 

Politik Boros, DPR Beri Peringatan Keras ke Sekjen

"Kursi impor dari Jerman, buat apa. Buatan Indonesia banyak dan digunakan dimana-mana." 

VIVAnews -- Ketua DPR RI, Marsuki Alie mengatakan, pihaknya memberikan peringatan keras terhadap Sekretariat Jenderal DPR RI terkait penggunaan anggaran yang menjadi sorotan masyarakat. Termasuk dana Rp20 miliar untuk membenahi ruang rapat Badan Anggaran (Banggar). Peringatan diberikan tertulis atas kesepakatan lima pimpinan. 

Wednesday, January 11, 2012

Rakyat Miskin Tewas Berebut Zakat, Orang Kaya Pingsan Berebut Blackberry

Jakarta – KabarNet: Rakyat Miskin Tewas Berebut Zakat, Orang Kaya Pingsan Berebut Blackberry. Itulah fakta potret kehidupan yang benar-benar terjadi di Indonesia. Kalau kita sudah sering mendengar berita tentang rakyat miskin yang pingsan, bahkan tewas, dalam antrian berebut zakat dan sembako.

Puluhan Nelayan Ting-Ting Nganggur

JAKARTA (Pos Kota) -Sebanyak 50 nelayan ting-ting (tradisional) di Muara Angke, Kelurahan Pluit, Jakarta Utara, terancam tidak bisa melaut hingga bulan Febuari tahun akibat cuaca buruk musim ‘Angin Baratan’.

Peringatan Awal Buat Penguasa

JAKARTA (Pos Kota) – Peristiwa alam yang mengawali pembukaan tahun 2012 bisa memberi gambaran peristiwa buruk pada bulan-bulan ke depan. Bisa jadi itu peristiwa politik karena 2012 ini merupakan tahun politik menjelang 2014.
“Saya kira ini peringatan awal saja, tapi di dunia alam peristiwa tersebut serius dan jangan dianggap sepele terutama bagi penguasa,” kata politisi Permadi yang kini aktif sebagai anggota Dewan Penasehat Partai Gerindra, kemarin.
Hujan angin yang menerbangkan sebagian plafon Istana atau tumbangnya pohon-pohon yang ditanam 2 Presiden RI, Soeharto dan SBY, merupakan pertanda atau simbol. “Kalau bukan pertanda, kenapa kok yang ambruk pohon itu bukan pohon lain,” jelasnya lagi. “Ini bagian dari awal pakem goro-goro yang tidak bisa dihindari penguasa.”
Beberapa paranormal yang melihat robohnya pohon yang ditanam Soeharto dan SBY juga sepakat dengan pendapat Permadi. Sangat mungkin dan bisa diartikan itu bagian dari simbol tumbangnya kekuatan besar di Indonesia.
TIDAK STABIL
Ki Kusumo, misalnya. Ia melihat bahwa kondisi itu gambaran dari kekuasaan Pemerintahan Presiden SBY yang tidak stabil. “Meski soal kejatuhan itu bisa terjadi tapi kondisi itu simbol alam soal keadaan pemerintahan,” ujarnya.
Setidaknya, kata paranormal ini akan ada ada ‘rame-rame’ lagi. “Bisa saja kejadian kayak tahun 1998 kemarin demonya,” sambungnya.
Ki Sabdo Kencono tak jauh berbeda. Ia menilai kekuatan SBY melemah dalam pemerintahan. “Power SBY tahun ini benar-benar hilang. Ini diperkuat dengan tahun baru Islam (Suro) dan tahun baru umum yang jatuh pada hari Minggu. Ini pertanda buruk, Kita berdoa saja semoga tidak terjadi apa-apa,” ungkapnya.
Suhu Acai tak mau ketinggalan. Perkiraannya di tahun naga air ini Presiden SBY harus lebih hati-hati. Apalagi tinggal menyelesaikan sisa tugasnya dua tahun ke depan. “Bentuk pertanda alam jelas tak boleh dikesampingkan. Bisa jadi itu peringatan akan kejatuhannya.”
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada hujan badai Kamis (5/1) lalu, ada 2 pohon yang ditanam oleh Presiden SBY dan mantan Presiden Soeharto tumbang, Pohon trembesi yang ditanam SBY tumbang di Kompleks Istana Kepresidenen. Sedangkan pohon Bodhi berusia 50 tahun yang ditanam Soeharto tumbang di Jl Cendana no:8.
Kayu pohon bodhi kemudian dipindahkan ke museum di Taman Mini Indonesia Indah dengan menggunakan upacara ritual.
poskota

Polisi Mabuk Tembak Kepala Warga

NILAH.COM, Gorontalo - Oknum anggota Polri di Gorontalo, Briptu AK, yang diduga tengah dalam pengaruh minuman keras, menembak seorang warga bernama Arfan Arsyad di kepala hingga tewas.

Briptu AK menembak Arsyad di sekitar Pasar Desa Wonggahu, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, Rabu (11/1/2012), sekitar pukul 01.00 Wita.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, pelaku AK pada dinihari itu sedang minum minuman keras bersama adik korban Ariyanto Arsyad (28) di Pasar Wonggahu.

Arfan kemudian datang ke tempat minum itu untuk mengajak adiknya pulang, namun terjadi pertengkaran antara Arfan dan Briptu AK.

"Pelaku menodongkan pistol ke kening korban dan mengingatkan agar Arfan tak ikut campur. Tiba-tiba pistol meletus dan korban roboh bersimbah darah dan meninggal di tempat," ungkap Sudirman Dahima (43), paman korban, saat ditemui di rumah sakit Aloe Saboe Kota Gorontalo.

Berdasarkan hasil otopsi rumah sakit, korban mengalami luka tembak di bagian kening hingga berlubang, menembus bagian belakang kepalanya.

Usai diotopsi, korban dibawa ke kediamannya di Desa Wonggahu, Paguyaman untuk dikebumikan. Kapolres Boalemo AKBP Ulul Azmi yang berada di ruang otopsi menghindar saat akan dikonfirmasi oleh wartawan atas peristiwa tersebut.

Ulul sempat mengangkat ponselnya seperti menerima panggilan telepon saat baru akan diwawancarai, lalu pergi menghilang begitu saja. [ant]

Ani SBY dan Sejumlah Tokoh Politik Dikabarkan Transfer Duit ke Hartoyo

suaramandiri.com (Surabaya) Tertangkapnya ratu penipuan, Elizabeth Susanti alias Santi setelah kabur dari Kejaksaan Negeri Surabaya banyak menyimpan cerita menyeret keterlibatan nama pejabat atau tokoh politik nasional yang kebenarannya masih menjadi misteri. Setelah menulis testimoni, Santi juga membeberkan sejumlah informasi adanya aliran dana puluhan hingga ratusan juta rupiah yang mengalir ke rekening Hartoyo, ketua OKK DPD Partai Demokrat Jatim.
Copy data yang didapat suaramandiri.com dari Burhan Hasibuan, SH (23/12/2011) yang mengaku kuasa hukum dari korban penipuan Santi memuat informasi adanya aliran dana via transfer pada tahun 2011 ke rekening BCA dan BNI milik Hartoyo senilai total Rp. 845 juta.
Aliran dana itu berasal dari Erlan atau Riyanto Rp. 150 juta, Purwoko Rp. 50 juta, Ani SBY Rp. 20 juta, Wiranto Rp. 200 juta, Anans Urbaningrum Rp. 100 juta, Sutiyoso Rp. 50 juta, DR. Rasiyo Rp. 175 juta, Soekarwo Rp. 50 juta, dan Sapelan Yusuf Rp. 50 juta. Yudha

Aksi Bisu Pemuda Pengawal Konstitusi

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sekelompok orang yang menamakan dirinya Komite Pemuda Islam Pengawal Konstitusi mengelar aksi bisu di seputaran Bundaran Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa, (3/1) sekitar pukul 10.00 WIB. 

Pada aksi itu, mereka menutup mulut mereka dengan perekat dan tak banyak bicara. Mereka hanya membawa tulisan-tulisan seperti “Wasiat HB X = Pemilihan”, “Yogyakarta Pengawal Demokrasi”, “Amanat HB X = Tanah Untuk Rakyat”. 

Pada pernyataan sikap yang mereka bacakan, mereka menyayangkan ada pihak yang mencoba menjauhkan nama besar Keraton yang menyiarkan agama islam,  wujudkan demokratisasi sesuai sesuai amanat HB IX dan laksanakan UU Pokok Agraria DIY sesuai dengan komitmen HB IX tahta untuk rakyat dan Tanah Untuk Rakyat. 

“Dari semua itu, kita dapat berfikir secara jernih dan obyektif dalam memaknai serta memperjuangkan keistiewaaan Yogyakarta,”kata M Adhi Wasanadiputra pada siaran persnya. (*)

BLT Jadi Senjata Merebut Hati Rakyat Miskin

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Seluruh kandidat presiden Indonesia pada pemilihan umum presiden 2009 ditengarai telah melakukan klientelisme, atau praktik pertukaran dukungan dari pemilih dengan pemberian materi. Bantuan langsung tunai menjadi senjata utama calon penguasa untuk merebut hati rakyat miskin.

Demikian hasil penelitian yang dilakukan Drs. Mulyadi Sumarto, MPP, staf pengajar Jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (UGM). Telah memperlihatkan bahwa Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang didistribusikan menjelang pemilihan umum (pemilu) presiden 2009 memang dirancang untuk membeli suara masyarakat.

“Kita perhatikan saja bahwa BLT didistribusikan pada masa kampanye pemilu dan diklaim sebagai kebaikan presiden yang berkuasa yang menjadi kandidat presiden berikutnya untuk memobilisasi pemilih,” demikian ungkap Mulyadi yang menjadi pembicara dalam Seminar Bulanan Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM bertema Kebijakan Sosial dan Klientelisme: Makna Politik Program Bantuan Langsung Tunai pada Pemilihan Presiden 2009, Kamis (5/1/2012).

Lebih lanjut, pada seminar yang diselenggarakan di Ruang Auditorium Lantai 2 Gedung Masri Singarimbun PSKK UGM tersebut, Mulyadi mengatakan bahwa klaim terhadap program BLT tidak hanya dilontarkan oleh calon presiden dari partai penguasa, Susilo Bambang Yudhoyono, namun juga oleh pesaing politiknya, yaitu Megawati Soekarno Putri dan Jusuf Kalla. Masing-masing dari mereka mengeklaim bahwa program BLT merupakan wujud kebaikannya dan mereka memberikan kontribusi dalam pelaksanaan program tersebut demi mendapatkan dukungan politik dari pemilih. (*)

Tanah Longsor Penyebab Pagar Rumah Hartati Murdaya Ambruk

Jakarta - Tembok beton yang menjadi pagar rumah Direktur Utama PT Jakarta International Expo, Hartati Murdaya, ambruk. Penyebabnya adalah tanah di belakang rumah tersebut yang longsor.

Rumah mewah dua lantai itu terletak di Jl Suwiryo No 4, RT 03/RW 02, Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Sebelumnya disebutkan rumah Hartati berada di Jalan Sawo.

Pantauan detikcom, Rabu (11/1/2012) pukul 18.00 WIB, tanah bagian belakang rumah tersebut longsor dan menimpa tiang listrik. Pohon yang tertanam di perkarangan rumah tersebut juga ikut ambruk. Akibat kejadian itu, aliran listrik sekitar rumah tersebut padam sementara.

Kepala Lurah Gondangdia, Noor Muhyadi, mengatakan kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Kejadian berlangsung saat hujan lebat mengguyur Jakarta sore tadi.

"Tidak ada korban dalam kejadian ini. Kejadian sekitar pukul 15.30 WIB tadi," ujar Mulyadi saat ditemui wartawan di lokasi kejadian.

Saat ini, sekitar 3 petugas dari PLN dan petugas dari Dinas Pertamanan sedang membersihkan tiang listrik dan pohon yang terkena longsoran tanah. Mereka sibuk menggergaji batang pohon dan mengurai sambungan kabel listrik untuk membersihkan lokasi longsor itu. Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut.
detiknews

Priyo: Kok Toilet DPR Pesing Begini?

Priyo Budi Santoso
Jakarta - Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso berharap masyarakat menerima rencana renovasi toilet DPR. Ia tak mau anggota DPR harus menutup hidung karena toiletnya pesing.

"Toilet DPR masa pesing begini. Kalau toilet itu ada dasarnya karena jumlahnya ratusan toilet yang rusak," ucap Priyo kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/1/2012).

Menurut Priyo, ia mendapat laporan dari Sekjen DPR banyak toilet mampet. Renovasi toilet Rp 2 miliar, menurutnya perlu segera dilakukan.

"Ratusan toilet mampet dan kalau mampet 'barang' itu muncul, jadi nggak higienis dan nggak sehat, tolong itu dimaklumi dari keperluan dasar minimal sehat," pinta Priyo.

Ia pun berharap Setjen DPR bijaksana dalam mengelola anggaran. Agar tidak menghabiskan pagu anggaran Rp 2 miliar.

"Kalau nggak habis dikembalikan. Bagaimanapun toilet itu penting," tandasnya.

Tuesday, January 10, 2012

Di Wonogiri Sekitar 41 Orang Masih Hidup dalam Pasungan

Solo - Ada berbagai cara untuk menangani anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Di daerah pedesaan, biasanya sehari-harinya penderita diisolasi oleh keluarganya dengan cara diikat atau dipasung. Di Wonogiri, Pemkab setempat mendata tidak kurang dari 41 warganya yang hidup terpasung.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonogiri, Widodo mengatakan dari pendataan yang dilakukan hingga saat ini masih terdapat tidak kurang dari 41 warga Wonogiri dipasung oleh keluarganya karena mengalami gangguan jiwa. Jumlah penderita yang dipasung itu tersebar di 12 kecamatan di kabupaten gaplek tersebut.

"Rata-rata keluarga beralasan pemasungan itu dilakukan karena khawatir penderita kelainan jiwa itu bakal mengamuk atau mencederai orang lain jika dibiarkan hidup bebas," ujar Widodo, Selasa (10/1/2012).

Widodo memaparkan jumlah 41 yang didapat oleh Dinkes Kabupaten Wonogiri tersebut dimungkinkan belum angka final, karena dimungkinkan masih ada warga yang enggan atau malu melaporkan keluarganya yang mengalami gangguan jiwa.

Dia menghimbau warga yang masih 'menyembunyikan' keluarganya yang sakit jiwa agar segera dilaporkan agar segaera bisa tindakan medis yang tepat. Hal tersebut sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menuju Jawa Tengah bebas pasungan pada akhir tahun 2012.

Untuk mewujudkan program tersebut, lanjut Widodo, Pemkab Wonogiri akan mengaktifkan kembali Badan Penanggulangan Kesehatan Jiwa Masyarakat (BPKJM) pada tahun 2012 ini. Dengan program itu, diharapkan warga membawa keluarganya yang mengalami gangguan jiwa untuk berobat. Oleh BPKJM, penderita gangguan berat akan dirujuk ke rumah sakit jiwa.
detiknews

Ruang Rapat Banggar Rp 20 M Tak Masuk Akal!

Jakarta - Anggota Banggar DPR telah memiliki ruang rapat baru. Anggaran pembangunan ruang baru sebesar Rp 20 miliar dinilai tak masuk akal.

"Ruang rapat Banggar ini dipindahkan dari nusantara I ke Nusantara II. Padahal Ruang rapat Banggar di Nusantara I sebetulnya masih layak untuk dipergunakan sebagai rapat anggota Banggar. Dengan anggaran pembangunan Rp 20 miliar, itu jelas tidak masuk akal," tutur Kordinator Investigasi dan Adokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi, dalam siaran pers kepada detikcom, Selasa (10/1/2012).

Ia mengaku sangat prihatin dengan renovasi ruang rapat Banggar sebesar Rp. 20 miliar. Seharusnya orang-orang Banggar, pada tahun 2012 bukan mengutamakan pembangunan ruang rapat, tetapi seharusnya lebih mengutamakan dan memperjuangkan kebijakan anggaran pro rakyat.

"Pembangunan renovasi ruang rapat banggar sebesar Rp.20 miliar hanya membuang-buang duit pajak rakyat saja, dan hanya pemborosan anggaran saja. Lihat saja, orang-orang Banggar sering melakukan rapat, daripada di Gedung DPR lebih banyak rapat di luar gedung DPR alias rapat-rapat di hotel-hotel mewah," papar Uchok.

Renovasi Ruang Rapat Banggar memang diam-diam telah usai Desember lalu. Pengumuman pembukaan lelang bulan Oktober lalu dengan nomor pengumumakan lelang 523111/MUM_U/BANGGAR/03/GP/
2011. Alokasi anggarannya sebesar Rp.20.370.893.000 dipandang terlalu mewah.

"Seharunya orang-orang banggar yang mewakili rakyat lebih elegan mengutamakan kesederhanaa dalam menata ruang rapat mereka bukan dengan selera kemewahan agar publik tidak semakin membenci DPR," kritiknya.

"Stop program-program dan anggaran yang mahal karena akan menciderai rasa keadilan anggaran, dan seharusnya, bukan memberikan kemewahaan pada gedung DPR, tetapi, lebih memperjuangkan aspirasi rakyat miskin,"tandasnya.

Dituduh Ibu Angkat Curi Bunga, Yatim Piatu Dituntut 2 Bulan Penjara

Jakarta - Anak yatim piatu, FN (16) dituntut 2 bulan penjara oleh jaksa penuntut umum (JPU) dalam sidang Pengadilan Negeri (PN) Soe, Timor Tengah Selatan. Dia didakwa mencuri bunga adenium milik orang tua angkatnya, Sonya Ully.

"Baru saja dituntut tadi siang. Itupun sidangnya tidak diberi tahukan yaitu seharusnya tidak ada sidang hari ini tapi tiba-tiba tidak ada," kata pendamping FN, Jan Windy dari Komunitas Akar Rumput Nusa Tenggara Timur (Koar NTT) saat berbincang dengan detikcom, Selasa, (10/1/2012).

FN sendiri telah merasakan dinginnya sel tahanan selama 40 hari. Dia dijebloskan di penjara sejak diadukan ke polisi 21 November 2011 silam. Penangguhan penahanan baru dikabulkan 8 Januari kemarin setelah ada desakan dari seluruh elemen masyarakat. Namun, penangguhan penahanan ini tetap menyimpan keganjilan.

"Kok hakim memerintahkan FN untuk kembali ke rumah orang tua angkat. Ini kan aneh. Padahal, orang tua angkat itulah yang membuat FN ditahan," ungkap Jan.

Alhasil, FN sempat memilih lebih baik di dalam tahanan daripada harus kembali ke rumah orang tua angkatnya. "Tapi karena sudah putusan hakim, bagaimana lagi. Dia sangat trauma harus kembali ke rumah itu," beber Jan.

Seperti diketahui, FN dituduh menjual 8 tangkai bunga adenium milik orang tua angkatnya kepada tetangga seharga Rp 10 ribu per tangkai kurun Agustus-November 2011. Bunga tersebut diambil dari halaman rumah mereka di Kelurahan Oekamusa, Kecamatan Kota Soe. FN terpaksa menjual karena butuh uang untuk membayar transportasi menuju ke sekolahnya.

"Dia menjualnya tidak sekaligus. Tapi berkala. Hari ini butuh uang buat bayar angkutan. Kalau besok-besok uangnya habis, dia jual lagi. Mengapa? Karena dia tidak dikasih uang transport oleh orang tua angkatnya," tuntas Jan.detiknews

Habis Dipakai SBY, Meja Marmer Pecah

Sebuah meja marmer putih properti Istana Negara pecah. Padahal, meja itu baru digunakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menandatangani surat pengangkatan Albert Hasibuan sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden menggantikan Jimmly Asshidiqqie di Istana Negara, Selasa, 10 Januari 2012.

Siang ini, Presiden SBY melantik Albert Hasibuan sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang hukum yang sudah kosong ditinggal Jimly saat mencalonkan diri sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi pada 2010 lalu. Tentu saja acara resmi ini disertai dengan penandatanganan surat pengangkatan Albert oleh Presiden. Kemudian giliran Albert membubuhkan tandatangannya. Seperti biasa, penandatanganan itu dilakukan di atas meja marmer putih yang sering digunakan pada acara pelantikan pejabat tinggi negara.

Usai penandatanganan, tibalah sesi memberi ucapan selamat kepada Albert. Presiden dan Wakil Presiden Boediono berjalan mengambil posisi di tengah ruangan untuk menyalami Albert. Saat Presiden Yudhoyono mulai berjalan, beberapa anggota staf Istana memindahkan meja marmer tersebut. Saat hendak diangkat..... Brakkk!!! Meja marmer putih yang ketebalannya lebih dari dua sentimeter itu tiba-tiba hancur.

Tak ayal, kejadian ini menarik perhatian sejumlah tamu. Mereka terlihat kaget. Namun, staf Istana dan beberapa anggota pasukan pengamanan presiden berjas hitam berusaha menutupi tempat kejadian dan langsung membereskan serpihan pecahan marmer yang berserakan, serta mengangkat rangka kursi meja yang tersisa.
Ditanya soal peristiwa yang sedikit aneh ini, juru bicara kepresidenan Julian Aldrian Pasha mengatakan Presiden tidak merasa terganggu dengan kejadian yang terduga itu. Acara pelantikan Albert dihadiri para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan sejumlah pejabat lembaga tinggi negara. Beberapa anggota Dewan Pertimbangan lainnya seperti Hassan Wirajuda, Siti Fadilah Supari, dan Meutia Hatta turut menghadiri acara pelantikan kolega barunya itu.

MUNAWWAROH/Tempointeraktif

Video Kekerasan Polisi Beredar di Sumba Timur

Metrotvnews.com, Waingapu: Video kekerasan membuat warga Sumba Timur,  Nusa Tenggara Timur, resah. Alasannya, kekerasan itu dilakukan seseorang yang diduga anggota polisi dan tanpa disertai alasan jelas. Warga menuntut aparat menindak kasus tersebut dan memberikan sanksi tegas pada pelaku kekerasan.

Video berdurasi tujuh detik itu memperlihatkan anggota polisi lalu lintas memukuli seorang warga pada malam pergantian tahun. Rekaman itu pun menyebar luas dan menjadi tontonan warga Kota Waingapu hingga Senin (9/1).

Belakangan diketahui korban bernama Hafid Harun Mudi, warga Kelurahan Kamalaputi. Saat ditemui di rumahnya, korban mengaku peristiwa bermula saat ia dan seorang teman tengah mengelilingi kota dengan sepeda motor. Saat tengah asyik menikmati pemandangan malam pergantian tahun dan melintasi pos penjagaan polisi, sejumlah anggota ternyata tengah melakukan razia.

Hafid ikut dirazia. Ia sekonyong-konyong mendapat bogem mentah dan tumbang tanpa alasan jelas. Hafid sempat bertanya alasan pemukulan itu. Bukannya menjawab, polisi malah menyuruhnya pergi. Hafid kepalang marah dan berteriak. Sejumlah polisi tersinggung dan melayangkan pukulan ke tubuhnya.

Forum Komunikasi Perpolisian Masyarakat Kelurahan Kamalaputi menegaskan tindakan semena-mena itu meresahkan warga. Mereka menuntut Kapolres Sumba Timur segera mengusut kasut tersebut.

Di lain tempat, Wakapolres Sumba Timur Kompol Nugroho AS mengelak saat wartawan mengonfirmasi video tersebut. Alasannya, ia belum mendapat perintah dari Kapolres yang tengah berada di luar daerah. Namun Nugroho menegaskan akan menindak tegas bila terbukti ada anggota yang berlaku anarki.(Ignas Kunda/RRN)

Ssstt... Diam-diam Ruang Rapat Badan Anggaran Direnovasi Total

Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR bisa memulai masa sidang pertama tahun 2012 dengan senyum lebar. Ruang kerja mereka baru saja direnovasi total.

"Iya direnovasi selama Desember 2011. Sekarang tinggal memasuki masa uji coba," tutur Kepala Biro Harbangin Setjen DPR, Sumirat, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/1/2012).

Wakil Ketua BURT DPR Refrizal membenarkan telah tuntasnya pembangunan ruang baru Banggar DPR. Dengan demikian ruang kerja Banggar DPR siap dipakai pada masa sidang baru ini.

"Ya sudah selesai, kita belum dapat laporannya," tutur Refrizal.

Ruang Banggar DPR berada di lantai I Gedung Nusantara I DPR. Ruang Banggar DPR berada sederet dengan Komisi IX, X, dan Badan Legislasi DPR. Semua ruangan lainnya belum direnovasi.

Sementara ruang rapat banggar yang baru dipindahkan ke lantai 2 Gedung Nusantara II DPR, tepatnya di depan ruang Komisi I dan III DPR. Saat detikcom mencoba memantau, ruangan Banggar dalam kondisi tertutup.

Ruang rapat baru Badan Anggara DPR telah dilelang pada bulan Oktober 2011. Perkiraan harga proyek keseluruhan Rp 20.370.893.000.

Berdasarkan penguluman lelang Setjen DPR dengan kop "PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM Nomor : 523111/MUM_U/BANGGAR/03/GP/2011" yang diterima detikcom dari sumber detikcom di Setjen DPR, Selasa (10/1/2012), proyek ini masuk tahu anggaran 2011.

Lembaran ini bertulis "Pengumuman Lelang Ulang Perbaikan Ruang Rapat Badan Anggaran Gedung Nusantara 2 DPR RI. Pagu anggaran perkiraan tertulis Rp 20.370.893.000,00.

Pengumuman yang dibuat Panitia ULP Setjen DPR ini diumumkan pada tanggal 13 Oktober 2011 pukul 21.29 WIB. Namun demikian dokumen pemenang lelang telah tidak bisa diakses di website website lpse.dpr.go.id tempat lelang DPR diumumkan.

Sebelumnya diberitakan Setjen DPR melalui Kepala Biro Harbangin DPR Sumirat mengumumkan pembangunan ruang baru Banggar DPR telah selesai. Proyek pembanginan ruang baru Banggar DPR dikebut Desember 2011.

Ruang baru Banggar DPR dibangun di lantai 2 gedung Nusantara 2 DPR. Tepatnya di depan ruang rapat Komisi III,I, dan VIII DPR.

Ruang Banggar yang lama terletak di Gedung Nusantara I DPR. Tepatnya sederet dengan ruang Komisi IX, X, dan Baleg DPR.

BURT DPR hingga saat ini belum mendapat laporan Setjen DPR menyangkut proyek ini. "Kita belum dapat laporannya akan kita cek berapa efisiensinya," tutur Wakil Ketua BURT DPR, Refrizal, kepada detikcom. - DetikNews

Masyarakat Jangan Takut Melawan Jika Diperlakukan Tak Adil

Kasus-kasus yang mengusik rasa keadilan seperti kasus pencurian sandal oleh AAL, email Prita, serta nenek yang diadili karena mencuri kakao, masih sering terjadi. Masyarakat pun diminta tidak takut melawan jika diperlakukan tidak adil.

Tentu saja melawan bukan dengan cara anarki, tetapi dengan mengumpulkan dukungan masyarakat serta meminta bantuan dari lembaga bantuan hukum (LBH) yang pro pada rakyat kecil.

"Jangan takut dan jangan diam saja. Di-blow up saja melalui media massa. Jadi kasusnya bisa dipantau terus. Keluarga korban pun bisa meminta bantuan pada LBH setempat," ujar Direktur Imparsial, Poengky Indarti kepada detikcom, Jumat (6/1/2011).

Poengky meminta aparat hukum pun tidak semena-mena dalam menerapkan hukuman. Perlu dilihat juga nilai kerugian, psikologis pelaku serta usia pelaku.

"Kalau kasusnya tidak jelas seperti yang sandal di Palu itu kan masih sumir. Kenapa harus sampai pengadilan segala," sesalnya.

Dia melihat kasus ini sampai ke pengadilan karena dilaporkan oleh aparat kepolisian. Ada kecenderungan, laporan dari aparat memang akan langsung ditindaklanjuti walau kasusnya masih tidak jelas.

"Tidak bisa seperti itu. Harus dilihat rasa keadilan. Jangan mentang-mentang yang lapor aparat lalu kasusnya langsung diproses. Ini tidak adil. Hakim dan jaksa terutama di daerah jangan berlaku seperti ini," tutupnya.-detik News

Ya Ampun... Anak Yatim Ditolak Masuk Sekolah di Depok

Afrillya Anugerah, putri dari pasangan Eri Anugerah dan Risnawati ditolak masuk SMPIT Nurrurahman di Jalan Raya Sawangan Depok. Setelah ayahnya, Eri Anugerah yang juga wartawan Media Indonesia meninggal dunia.

Alifa, begitu ia akrab disapa, harus menerima penghinaan dari seorang Wakil Kepala Sekolah Islam Terpadu (SMPIT) Nurrrahman bernama Fauzan.

Peristiwa itu terjadi pada Jumat 8 Januari lalu. Sewaktu Fauzan mengabarkan ke telepon genggam Risnawati, kalau anaknya tidak diterima masuk di SMPIT Nururrahman. Namun, ia tidak terlalu ingat secara detail apa yang diungkapkan wakil kepala sekolah itu.

“Tetapi yang masih terngiang adalah “Bagaimana biayanya? Sedangkan ayahnya tidak ada,” jelasnya kepada wartawan, Selasa (10/01/12).

Risnawati tak dapat memahami alasan Fauzan. Sejak suami tercinta, Eri Anugerah, meninggal pada Desember lalu, Risnawati ingin memindahkan putrinya bersekolah ke lokasi yang lebih dekat dengan rumah di wilayah Pancoran Mas.

Pertimbangan lainnya, putrinya dapat memperoleh pendidikan Islam secara benar dari sekolah berformat full day school tersebut. Sebelum memutuskan pindah, Ia menyekolahkan putrinya di SMP Putra Bangsa. Di sekolah itu, Alifa yang masih duduk di bangku kelas satu itu tergolong anak yang pandai. “Alhamdulillah masuk peringkat tiga besar,” jelasnya.

Pada pertengahan Desember itu, pihak sekolah mengabarkan bahwa putrinya dapat diterima di sekolah tersebut. “Alifa langsung ukur seragam dan mengikuti tes masuk,” tuturnya.

Saat itu pihak sekolah hanya menyinggung masalah biaya dan tes masuk. Sedangkan pada Senin 9 Januari, dia bersama putrinya menyambangi sekolah itu. Saat ke sana ia tak bertemu dengan Fauzan. Ia kemudian meminta hasil tes ujian masuk. Ia kaget karena hampir semua tes yang dilakukan putrinya dinilai salah semua.

“Padahal, pada awal tahun ajaran baru yang lalu, Alifa pernah didaftarkan di sekolah tersebut. Alifa sempat masuk di peringkat sebelas dari total siswa yang mendaftar. Selain itu, Alifa juga mengantungi NEM dengan rata-rata delapan,” imbuhnya. -Okezone