Wednesday, January 11, 2012

BLT Jadi Senjata Merebut Hati Rakyat Miskin

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Seluruh kandidat presiden Indonesia pada pemilihan umum presiden 2009 ditengarai telah melakukan klientelisme, atau praktik pertukaran dukungan dari pemilih dengan pemberian materi. Bantuan langsung tunai menjadi senjata utama calon penguasa untuk merebut hati rakyat miskin.

Demikian hasil penelitian yang dilakukan Drs. Mulyadi Sumarto, MPP, staf pengajar Jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (UGM). Telah memperlihatkan bahwa Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang didistribusikan menjelang pemilihan umum (pemilu) presiden 2009 memang dirancang untuk membeli suara masyarakat.

“Kita perhatikan saja bahwa BLT didistribusikan pada masa kampanye pemilu dan diklaim sebagai kebaikan presiden yang berkuasa yang menjadi kandidat presiden berikutnya untuk memobilisasi pemilih,” demikian ungkap Mulyadi yang menjadi pembicara dalam Seminar Bulanan Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM bertema Kebijakan Sosial dan Klientelisme: Makna Politik Program Bantuan Langsung Tunai pada Pemilihan Presiden 2009, Kamis (5/1/2012).

Lebih lanjut, pada seminar yang diselenggarakan di Ruang Auditorium Lantai 2 Gedung Masri Singarimbun PSKK UGM tersebut, Mulyadi mengatakan bahwa klaim terhadap program BLT tidak hanya dilontarkan oleh calon presiden dari partai penguasa, Susilo Bambang Yudhoyono, namun juga oleh pesaing politiknya, yaitu Megawati Soekarno Putri dan Jusuf Kalla. Masing-masing dari mereka mengeklaim bahwa program BLT merupakan wujud kebaikannya dan mereka memberikan kontribusi dalam pelaksanaan program tersebut demi mendapatkan dukungan politik dari pemilih. (*)

No comments:

Post a Comment