Wednesday, January 11, 2012

Puluhan Nelayan Ting-Ting Nganggur

JAKARTA (Pos Kota) -Sebanyak 50 nelayan ting-ting (tradisional) di Muara Angke, Kelurahan Pluit, Jakarta Utara, terancam tidak bisa melaut hingga bulan Febuari tahun akibat cuaca buruk musim ‘Angin Baratan’.

Alhasil, imbasnya para nelayan tradisional itu juga kesulitan mengais rejeki dan terancam tidak bisa membeli sembako untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Selama ini mereka dapat uang dari hasil jual ikan tangkapannya, ya kalo tidak melaut dari mana uangnya untuk beli beras dan lauk sehari-hari. Terpaksa deh kita saling bantu carikan pinjaman sana sini, yang penting ngak kelaparan, soal ganti dibayar nanti setelah melaut lagi,”keluh Aziz, Ketua SNT (Serikat Nelayan Tradisional) DKI Jakarta.
Ia menjelaskan, sejak Desember lalu, para nelayan tradisonal nganggur, mereka tidak berani melaut. Apalagi, ditenggarainya, perahu yang dipakai tidak bisa diandalkan karena memakai mesin merek Dongsen (china) 2 PK.
Bahkan, lanjutnya, masih ada nelayan tradisional memakai perahu dayung. Ketimbang nelayan modern. “Mana bisa mereka menembus ombak setinggi 3 meter, hujan deras dan angin kencang, perahunya aja sarat kelaikan,”tambahnya.
Sementara itu lanjutnya, sisi lain selagi kondisi bencana begini para nelayan tradisional tidak punya modal dan keahlian lain yang tujuannya semata-mata agar bisa menyambung hidup.
Memang akuinya, selama musim baratan, para nelayan Ting-Ting sudah pernah meminta SNT sebagai wadah kelompok dalam peroleh bantauan ke Pemda DKI melalui Sudin P2K (Peternakan, Perikanan dan Kelautan) Jakut. Namun, usaha tersebut hingga kini belum di akomodir, lantaran nelayan Ting-Ting harus mematuhi beberapa syarat sebagai kelompok.
“Kami kesulitan mendapatkan bantuan maupun pinjaman kepada Sudin P2K Jakut, karena kami belum diakui, sabaiknya apa yang didapatkan nelayan lain bisa juga didapatkan kami,”keluhnya.
Secara terpisah, Kasudin P2K Jakut, Sri Haryati,membenarkan, tidak memberikan bantuan. Seperti, sembako terhadap nelayan Ting-Ting dalam hadapi musim paceklik saat ini.
Sebab, lanjutnya, SNT sebagai wadah tidak terdaftar di Sudin P2K Jakut.”Memang tidak ada, kami coba untuk mendatangi mereka agar membuat kelompok sehingga kedepan dapat bantuan jika terjadi bencana-bencana seperti ini,”katanya.
Ia menambahkan, selama kondisi alam buruk seperti saat ini, pihaknya telah melaporkan kepada kepala bidang perikanan di Dinas P2K DKI Jakarta untuk mencari solusinya.
Termasuk untuk 11 kelompok nelayan tangkap yang sudah terdaftar di Sudin P2K Jakut.”Sedang dilakukan, kemungkinan tahun 2012 akan turun anggaran PUM (pemberdayaan Usaha Mina), tiap kelompok memperoleh sekitar Rp100 juta, tujuan untuk membuat usaha lain seperti budidaya ikan lele, sama seperti dengan Dirjen Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan, jika terjadi paceklik ikan atau bencana alam,”tambahnya.

No comments:

Post a Comment